Minggu, 30 Mei 2010

Membentuk Nahdlatul Ummat demi tercapainya Ni`matul Ummat**

Perlu kita ketahui bahwa Kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Tokoh-tokoh kebangkitan nasional, antara lain: Soetomo, Gunawan, Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara) dan tokoh lainnya

Melalui coretan kecil yang tersusun tepat pada moment hari Kebangkitan nasional, saya berharap tulisan ini mampu membangunkan tidur panjang masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya terutama pada generasi mahasiswa yang semakin hari semakin dipertanyakan pula nilai – nilai perjuangannya terhadap pembangunan bangsa dan keikutsertaannya dalam mencerdaskan rakyat Indonesia

Melalui moment Hari Kebangkitan nasional hendaknya kobaran semangat harus disampaikan pada penerus bangsa ini (baca:mahasiswa) sebab aroma keilmuan yang mesti dituangkan pada pengabdian dan pergerakan seakan – akan terkikis dan hilang karena kecenderungan terlena dalam lembah hayalan dan status quo belaka

Hati saya sering menangis bila teringat kala mengikuti LK Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) karena pertanyaan seorang kanda : Soekarno pada waktu umurnya belasan tahun sudah menjadi sekretaris Jong Java , Soedirman pun yang ketika itu masih belia sudah sering memimpin peperangan dan Hatta dengan umur yang sejagung pula sudah mampu menyiapkan kemerdekaan serta kegigihan tokoh lain dalam menggagas berdirinya Republik Indonesia yang merdeka dari berbagai macam bentuk penjajahan. Lantas apa yang bisa kalian lakukan ????. Ibarat disambar petir kalimat kanda tadi terus menjadikan cemeti semangat dalam batin kami para kader

Sejak saat itulah saya yakin dan ingin merasakan bagaimana kebangkitan jiwa perjuangan Nurkholis Madjid ketika konsepnya untuk mencerdaskan bangsa ditolak para kelompok yang kurang setuju pada opininya, saya juga ingin merasakan bagaimana kebangkitan Soekarno ketika membacakan proklamasi yang disambut haru jutaan rakyat, ingin pula saya rasakan kebangkitan Imam Bukhori ketika mengembara mencari hadits demi perubahan kehidupan dari Bukhara` sampai ke pinggiran Madinah, sangat ingin juga merasakan kebangkitan Muhammad al Fatih ketika berhasil menaklukkan Istanbul menjadi di bawah kekuasaannya, kebangkitan Umar al Faruq ketika memperluas wilayah Islam pun ingin saya rasakan. Tidak hanya itu, semangat kebangkitan Muhammad ketika berhasil menjadikan masyarakatnya menjadi masyarakat madani juga menjadi keinginan besar saya


Tentunya bukan hal yang sangat mudah untuk membentuk sebuah keberhasilan dengan modal kebangkitan saja, namun memerlukan sejuta perjuangan lain agar tercipta mimpi yang pernah menjadi kembang kehidupan dari seluruh element masyarakat ini. Bukan saja pemerintah yang menjadi nahkoda akan tetapi peran para kaum akademisi juga sangat berpengaruh, peran rakyat juga sangat besar, peran para aktifis juga harus digalakkan serta peran kita sebagai mahasiswa yang mempunyai amanah sebagai agent of change sangat menentukan nasib Indonesia seperti sebuah petuah yang luar biasa “ pemuda hari ini adalah pemimpin pada hari kemudian”

Kenyamanan hidup yang menjadi tujuan bersama sebuah Negara tidak akan pernah tercapai kecuali dengan kebangkitan bersama seluruh lapisan masyarakatnya, kemakmuran senantiasa akan dirasakan bila masyarakat bangkit dan sadar dalam melakukan segala bentuk aktifitasnya, kedamaian akan terwujud andai pihak pihak yang merasa selalu kurang faham bahwa mereka mesti bersyukur atas apa saja yang telah mereka dapat dengan bercermin kebawah,bukan sebaliknya, toleransi akan semakin berwarna apabila cacian, makian dan rasa iri tidak menjadi tolak ukur sebuah kehidupan

Akhirnya, saya teringat pada wasiat seorang Montaigne : masyarakat itu agaknya gila. Ia mustahil dapat menciptakan seekor ulat sekalipun, tapi mereka bisa menciptakan lusinan tuhan. Artinya, dengan keangkuhannnya, manusia memang sulit sekali menciptakan sebuah keserasian dalam ama` ma`ruf dan nahi munkar, namun dengan rasa kebangkitan, pasti mereka akan mampu berbuat yang lebih baik untuk kehidupan pada masa berikutnya, jadi tidak pernah akan tercipta sebuah ni`matul ummat kecuali diawali dengan nahdlatul ummat


**Abdullah Hanani, Aktifis HMI Fak. Adab yang selalu memakai sandal jepit dalam langkahnya